Senin, 17 November 2008

Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit

  Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami
bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan
pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang
keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku,

bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar
pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan
tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya
yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan.
  
  Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk
memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja
permintaannya tidak kuhiraukan.


Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja
kerjaku dan
beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam
tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet,

aku benar-benar dibuat kesal oleh kea
daan.

Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen

membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul
12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya

membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku
berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia sungguh cantik"
kataku dalam hati, "Wanita yang menjalin hubungan denganku selama

7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi
selama

5 tahun, tetap saja cantik".


Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi,

aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku
itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku.

Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu.

Sejak sebelum menika
h, tak pernah ia ijinkan aku membukanya.

Inilah saatnya!

Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku

coklat itu dan kubuka halaman demi

halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima k
asih Tuhan

atas pemberianMu yang berarti bagiku,

Vincent, pacar pertamaku yang akan

menjadi pacar terakhirku.


  Hmm. aku tersenyum, Ellen yakin sekali

kalau aku yang akan menjadi suaminya.
  
  6 September 2001, Tak sengaja kulihat

Vincent mak
an malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra.

Tuh
an, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti...
  
  23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk
Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang
wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku 
untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui.
Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat

d
ekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah
mencapai 5 tahun.


  Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku

dengan Ellen karena kejenuhanku.

Aku telah memutuskan u
ntuk tidak bertemu dengan Melly lagi

setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap

setia kepada Ellen.

Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku

dengan Melly.


4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku

dan mengatakan Vincent telah s
elingkuh dengannya. Tuhan,

beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu. Bagaimana mungkin

Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau
menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya.

Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sang
at terluka

dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya.
Nafasku sesak,

tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.
  
  14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6.

Tuhan apa yang harus kulakukan?

Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.
  
  14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi

Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!
  
  18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami

sebagai keluarga. Aku harap aku tak
kemanisan lagi membuatkan teh untuknya.

Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati
membuatkan teh untuk suamiku.


  7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat

ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama.

Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent,

aku ingin membelikan
jam itu di hari ulang tahunnya yang

tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent

agar ia tidak marah lagi padaku,

aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent

belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagia
kanku tapi

aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya.

Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini,

tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.


15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang

keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan,

bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah


Natal untuk Vincent. Aku tak dapat lagi menahan tangisanku,

Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku.

Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan

menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.


Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya.

Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku

tanpa syar
at. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen

dan ia terbangun.
  
"Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun."


Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpa syarat. Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan kepada kita


Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan

bukan untuk manusia Kol 3:23 Karena bagiku hidup adalah

Kristus & mati adalah keuntungan Fil 1:21


Tidak ada komentar:

Posting Komentar